Jumat, 30 Desember 2011

Pengertian INTELEGENSI


Perkataan intelegensi berasal dari kata Latin intelligere yang berarti menghubungkan atu menyatukan satu sama lain (to organize, to relate, to bind, together).
Pengertian intelegensi memberikan bermacam-macam arti bagi para ahli.
Menurut David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.

Menurut panitia pedagogic yang dimaksud dengan intelegensi ialah daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan mempergunakan alat-alat berpikir menurut tujuannya.
Thorndike sebagai tokoh psikologi koneksionisme menyatakan bahwa: “ Intellegence is demonstrable in ability of the individual to make good responses  from the stand point truth or fact”. (Skinner). Orang dianggap intelegen, bila responnya merupakan respons yang baik terhadap stimulus yang diterimanya. Jadi, individu itu dikatakan intelegen kalau respons yang diberikanitu sesuai dengan stimulus yang diterimanya. Untuk memberikan respons yang tepat, organisme harus memiliki lebih banyak hubungan stimulus dan respons, dan hal tersebut dapat diperoleh dari hasil pengalaman yang diperolehnya dan hasil respons yang telah lalu.
Sedangkan Lewis Hedison Terman memberikan pendpapatnya mengenai intelegensi sebagai “……the ability to carry on abstract thingking”. (Harriman). Terman membedakan antara “ability” yang berhubungan dengan  hal-hal yang konkret, dan “ability” yang berhubungan dengan hal-hal yang abstrak. Orang itu intelegen kalau dapat berfikir secara abstrak yang baik. Mengenai faktor-faktor apa yang terdapat dalam intelegensi itu di antara para ahli belum terdapat pendapat yang seratus persen sama. Seperti yang dikemukakan oleh Thorndike dengan teori multi faktor bahwa intelegensi itu tersusun dari beberapa factor yang terdiori dari elemen-elemen, dan tiap-tiap elemen terdirir dari atom, tiap-tiap atom merupakan hubungan stimulus-respons. Jadi, suatu aktivitas adalah merupakan kumpulan dari atom-atom aktivitas yang berkombinasi satu dengan yang lainnya.
Menurut Spearman intelegensi itu mengandung dua macam factor, yaitu : 1. General Ability (factor G) 2. Special Ability (factor S)
Teori dari Spearman ini dikenal dengan teori dwifaktor (two factors theory). Menurut Spearman “general ability” atau “general factor” terdapat pada semua individu, tetapi berbeda satu dengan yang lain. Factor G selalu di dapati dalam semua “performance”. Sedangkan “special ability” adalah merupakan factor yang bersifat khusus, yaitu mengenai bidang tertentu. Dengan demikian maka  jumlah faktor itu banyak, misalnya ada S1, S2, S3, dan sebagainya.
Jadi, kalau pada seseorang factor S dalam bidang tertentu dominan, maka orang itu akan menonjol dalam bidang tersebut. Menurut Spearman tiap-tiap “performance”  terdapat factor G dan factor S, atau dapat dirumuskan:



P = G + S

1 komentar:

  1. selamat malam, maaf saya mau tanyak dong kak, saya mahasiswa psikologi semester 4 dan kebetulan saya ada tugas intelegensi, yang ingin saya tanyakan untuk teori dwivector itu sebenarnya dicetus oleh spearman atau lewis M.terman. kemudian mohon dijelaskan juga untuk konsep dwivector itu seperti apa nantinya... terimakasih

    BalasHapus