Perkataan
intelegensi berasal dari kata Latin intelligere yang berarti menghubungkan atu
menyatukan satu sama lain (to organize, to relate, to bind, together).
Pengertian
intelegensi memberikan bermacam-macam arti bagi para ahli.
Menurut David
Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir
secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis
besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang
melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak
dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai
tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.
Menurut panitia pedagogic yang dimaksud dengan intelegensi ialah daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan mempergunakan alat-alat berpikir menurut tujuannya.
Thorndike
sebagai tokoh psikologi koneksionisme menyatakan bahwa: “ Intellegence is
demonstrable in ability of the individual to make good responses from the
stand point truth or fact”. (Skinner). Orang dianggap intelegen, bila responnya merupakan respons yang
baik terhadap stimulus yang diterimanya. Jadi, individu itu dikatakan intelegen
kalau respons yang diberikanitu sesuai dengan stimulus yang diterimanya. Untuk
memberikan respons yang tepat, organisme harus memiliki lebih banyak hubungan
stimulus dan respons, dan hal tersebut dapat diperoleh dari hasil pengalaman
yang diperolehnya dan hasil respons yang telah lalu.
Sedangkan Lewis
Hedison Terman memberikan pendpapatnya mengenai intelegensi sebagai “……the ability to carry on abstract
thingking”. (Harriman). Terman membedakan antara “ability” yang berhubungan dengan
hal-hal yang konkret, dan “ability” yang berhubungan dengan hal-hal yang
abstrak. Orang itu intelegen kalau dapat berfikir secara abstrak yang baik. Mengenai faktor-faktor apa yang terdapat dalam
intelegensi itu di antara para ahli belum terdapat pendapat yang seratus persen
sama. Seperti yang dikemukakan oleh Thorndike dengan teori multi faktor bahwa intelegensi itu tersusun dari
beberapa factor yang terdiori dari elemen-elemen, dan tiap-tiap elemen terdirir
dari atom, tiap-tiap atom merupakan hubungan stimulus-respons. Jadi, suatu
aktivitas adalah merupakan kumpulan dari atom-atom aktivitas yang berkombinasi
satu dengan yang lainnya.
Menurut Spearman
intelegensi itu mengandung dua macam factor, yaitu : 1. General Ability (factor G) 2. Special Ability (factor S)
Teori dari
Spearman ini dikenal dengan teori dwifaktor (two
factors theory). Menurut Spearman “general ability” atau “general
factor” terdapat pada semua
individu, tetapi berbeda satu dengan yang lain. Factor G selalu di dapati dalam
semua “performance”. Sedangkan
“special ability” adalah
merupakan factor yang bersifat khusus, yaitu mengenai bidang tertentu. Dengan
demikian maka jumlah faktor itu banyak, misalnya ada S1, S2, S3, dan
sebagainya.
Jadi, kalau pada
seseorang factor S dalam bidang tertentu dominan, maka orang itu akan menonjol
dalam bidang tersebut. Menurut Spearman tiap-tiap “performance” terdapat factor G dan factor S,
atau dapat dirumuskan:
P = G + S
selamat malam, maaf saya mau tanyak dong kak, saya mahasiswa psikologi semester 4 dan kebetulan saya ada tugas intelegensi, yang ingin saya tanyakan untuk teori dwivector itu sebenarnya dicetus oleh spearman atau lewis M.terman. kemudian mohon dijelaskan juga untuk konsep dwivector itu seperti apa nantinya... terimakasih
BalasHapus