Pada post sebelumnya, saya sudah sedikit menyinggung tentang Motivasi Belajar, dari mulai apa itu belajar ? apa itu motivasi ? dan bagaimana motivasi itu ?Namun tulisan saya hanya terhenti pada fungsi dari motivasi dalam belajar... nah, pada post kali ini akan ada seperti apa perilaku kurang motivasi dan sedikit cara mengatasinya...
Perilaku individu atau kegiatan
belajar peserta didik didorong oleh suatu atau beberapa motif, walaupun dapat
juga dihambat oleh motif lain di luar belajar.
Sumber motivasi dapat datang dari
dirinya, kesadaran dan pemikiran dirinya, dapat juga datang dari luar, dari
orang tua, guru, sekolah, dan teman-temannya. Motivasi belajar ada kalanya
muncul dan sejalan dengan tujuan belajar, seperti menguasai ilmu pengetahuan,
motivasi yang demikian dikelompokkan sebagai motivasi intrinsik. Ada kalanya
motivasi belajar didorong oleh hal-hal lain di luar belajar, tetapi masih ada
hubungannya dengan belajar, seperti ingin mendapatkan ijazah, motivasi ini
dikelompokka sebagai motivasi ekstrinsik. Motivasi yang baik adalah yang
bersifat intrinsik, tetapi motivasi ekstrinsik juga tetap bermanfaat asal tidak
mengarah pada perbuatan-perbuatan negatif, seperti memalsu tugas. Di dalam
rangka program bimbingan dan konseling, baik motivasi positif maupun negatif
sama pentingnya.
Banyak bentuk perilaku sebagai gejala
dari kurangnya motivasi belajar pada siswa. Bentuk-bentuk perilaku tersebut
dikelompokkan menjadi empat kelompok perilaku kurang motivasi belajar, sebagai
berikut :
1. Kelesuan dan ketidak berdayaan, seperti malas,
enggan, lamat bekerja, mengulur waktu, pekerjaan tidak selesai, kurang
konsentrasi, acuh tak acuh, apatis, perasaan pusing-pusing, mual, mengantuk,
dan sebagainya.
2. Penghindaran atau pelarian diri, seperti absen
dari sekolah,bolos, tidak mengikuti pelajaran tertentu, tidak mengerjakan
tugas, tidak mencatat, pelupa dan sebagainya.
3. Penentangan, seperti kenakalan, suka mengganggu,
merusak, tidak menyukai sesuatu pelajaran atau kegiatan, mengkritik, berdalih
dan sebagainya.
4. Kompensasi, seperti mencari kesibukan lain di luar
jam pelajaran, mengerjakan tugas lain pada waktu belajar, menahulukan pekerjaan
yang tidak penting dan sebagainya.
B.
MENELITI
SEBAB-SEBAB KURANG MOTIVASI BELAJAR
Tugas guru dalam mengajar tidak hanya
menyajikan bahan pelajaran, tetapi juga menciptakan situasi kelas, interaksi,
kerjasama, memberikan araha, petunjuk, motivasi agar siswa belajar secara
optimal. Proses penguasaan pengetahuan, nilai-nilai, keterampilan dan
pengembangan kemampuan berpikir membutuhkan dukungan suasana lingkungan yang
kondusif, terutama suasana lingkungan sosial dalam kelas.
Kondisi emosional para peserta didik
akan berpengaruh besar terhadap perkembangan kemampuan berpikir, keterampilan,
bahkan keseluruhan pribadi siswa. Dengan demikian suasana kelas dan perlakuan
guru dapat menjadi penyebab pertama dari besar atau kecilnya motivasi siswa.
Penyebab kedua adalah datang dari
lingkungan keluarga. Orangtua masing-masing berperan menciptakan suasana
belajar yang kondusif di rumah, menyediakan sarana dan fasilitas belajar yang
dibutuhkan siswa. Keluarga juga perlu memberikan dukungan sosial dan emosional.
Disamping faktor-faktor yag bersumber
dari sekolah dan keluarga, motivasi belajar juga dapat datang dari diri siswa
sendiri. Kondisi kesehatan yang prima, baik kesehatan jasmani maupun rohani
menjadi dasar yang kuat bagi tumbuhnya motivasi belajar.
Kurangnya motivasi siswa pasti ada
sebabnya. Maka, disini saya akan membahas mengenai cara-cara meneliti latar
belakang kurang motivasi belajar. Seperti halnya pada masalah-masalah bimbingan
dan konseling pada umumnya, pada masalah rendahnya motivasi yang dioba
diperbaiki atau dihilangkan bukan motivasinya, tetapi hal-hal yang
melatarbelakanginya.
Guru pembimbing perlu mengupulkan
data terlebih dahulu. Kegiatan pengumpulan data ini dapat dikelompokkan menjadi
2, pertama mengkaji data yang telah tersedia di catatan pribadi dan yang kedua
menghimpun data baru yang masih harus dikumpulkan dari beberapa sumber.
Setelah terkumpul, data sementara
tersebut dapat ditarik kesimpulan umum tentanghal-hal yang melatarbelakangi
perilaku-perilaku siswa yang bermotivasi rendah. Berdasarkan kesimpulan dari
data tersebut sudah dapat disusun perkiraan atau kemungkinan sementara
masalah-masalah yang dihadapi siswa tersebut. Terhadap perkiraan ini belum bisa
dipilihkan cara pemebrian bantuannya, tetapi perkiraan ini sangat berguna untuk
melokalisasikan masalah dan data yang aakn dihimpun kemudian.
Tahap berikutnya adalah mengadakan
usaha untuk menghimpun data kembali berkenaan dengan segi-segi yang belum
lengkap datanya dan belum diungkap. Guru pembimbing dapat melakukan
penghimpunan data kembali dengan menggunakan teknik dan instrumen pengumpulan
data : kunjungan rumah, wawancara dengan siswa, observasi di kelas, dan
analisis hasil pekerjaan mereka.
C.
MENYUSUN
PERKIRAAN MASALAH DAN ALTERNATIF BANTUAN
Dengan data yang dari kedua kedua usaha
tersebut, guru pembimbing dapat mencoba menyimpulkan apa masalah yang dihadapi
oleh siswa tersebut. Guru pembimbing berusaha mencari, mengambil, menghimpun,
mempelajari, menganalisis, menginterpretasikan data tentang individu manusia.
Dapat diketaui bahwa, kehidupan individu manusia itu kompleks dan dinamis,
banyak sekali faktor yang mempengaruhinya. Reaksi individu terhadap
faktor-faktor tersebut juga sangat beragam, berbeda pada setiap tahap
perkembangan dalam setiap tempat dan waktu.
Karena yang dapat diamati terbatas,
apa yang dapat dieroleh juga terbatas maka kesimpulan yang dapat ditarik dari
suatu perilaku individu juga terbatas. Dengan perkataan lain guru pembimbing
dalam menyimpulkan sesuatu masalah yang dihadapi seorang siswa adalah terbatas.
Keterbatasan tersebut ditambah lagi dengan keterbatasan kemampuan konselor atau
guru pembimbing dalam memaknai data. Meskipun datanya lengkap tetapi kemampuan
guru pembimbing memakanai data tersebut terbatas, dibatasi oleh pendidikan dan
latihan yang diikuti, pengalaman, potensi dan kecakapannya sendiri.
Seorang guru pembimbing tidak dapat
memberikan kesimpulan yang pasti tentang sesuatu masalah. Untuk menghindari
kelemahan dan keterbatasan tersebut, maka dalam membuat kesimpulan masalah yang
dihadapi siswa hendaknya dirumuskan bentuk alternatif perkiraan atau
kemungkinan masalah. Hal ini membantu untuk membandingkan, alternatif mana yang
lebih kuat.
Setelah merumuskan kemungkinan-kemungkinan
masalah yang dihadapi siswa, maka langkah selanjutnya adalah memilih dan
merumuskan kemungkinan layanan bantuan : bimbingan dan konseling yang paling
tepat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam langkah ini kegiatannya
tidak terbatas hanya kepada penentuan jenis layanan bantuan dan siapa yang
memberikan layanan, tetapi juga perlu dipertimbangkan kemungkinan
keberhasilannya, hambatan dan resiko-resikonya yang mungkin dihadapi.
Di dalam pelaksanaannya perlu dipilih
jenis layanan, pendekatan dan teknik bimbingan dan konseling yang tingkat
kesulitannya sesuai dengan kemampuan guru pembimbing memberikan hasil optimal
dan resiko yang minimal.
D.
MEMBANGKITKAN MOTIVASI BELAJAR
Di samping pemberian layanan-layanan
secara khusus, terhadap siswa yang kurang memiliki motivasi belajar, dengan
latar belakang masing-masing yang secara khusus pula, guru pembimbing dapat
melakukan berbagai kegiatan untuk meningkatkan motivasi belajar para siswa.
Pembangkitan motivasi ini, dapat dilakukan secara langsung oleh guru pembimbing
sendiri, dapat juga dilakukan melalui guru kelas, guru bidang studi atau
guru-guru pembina kegiatan ekstra kurikuler.
Guru pembimbing dapat melakukan
upaya-upaya dalam membangkitkan motivasi belajar siswa, upaya tersebut, yaitu :
1) Guru pembimbing dapat memberikan informasi,
penjelasan disertai dengan contoh-contoh tentang pentingnya belajar,
kemajuan-kemajuan yang dapat dicapai dengan belajar, orang-orang sukses karena
rajin dan giat belajar.
2) Memberikan pujian, ganjaran ataupu hadiah bagi
kelas, kelompok atau individu siswa yang berprestasi, untuk membangkitkan
motivasi belajar secara sederhana.
3) Memberikan panghargaan terhadap pribadi anak.
Karena setiap orang termasuk anak-anak ingin diterima dan dihargai.
Tidak hanya guru pembimbing, pembangkitan motivasi belajar siswa juga
dapat dilakukan oleh guru kelas maupun guru bidang studi. Upaya-upaya tersebut,
antara lain :
1) Menjelaskan manfaat dan tujuan dari pelajaran
yang diberikan.
2) Memilih materi atau bahan pelajaran yang
betul-betul dibutuhkan oleh siswa. Sesuatu yang dibutuhkan akan menjadi menjadi
menarik minat siswa. Dan minat merupakan salah satu bentuk motivasi.
3) Memilih cara penyajian yang bervariasi, sesuai
dengan kemampuan peserta didik dan banyak memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mencoba dan erpartisispasi.
4)
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk sukses.
Seperti dengan memberikan tugas yang yang kira-kira dapat dikerjakan dengan
baik oleh siswa, agar siswa dapat merasa sukses.
5)
Memberikan kemudahan dan bantuan dalam belajar.
6)
Memberikan pujian, ganjaran, ataupun hadiah.
Sama dengan guru pembimbing, guru kelas dan guru bidang studi juga dapat
membakitkan motivasi belajar melalui pujian, ganjaran dan juga hadiah.
A.M, Sardiman. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Raja Grafindo Persada
Wlodkowski, Raymond J., dkk. 2004. Hasrat Untuk Balajar. Yogyakarta:
Pustaka Belajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar